Suaradigital.id (Metro) – Suasana di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumbersari Bantul pagi itu terasa lebih hening dari biasanya. Di sudut ruang bangsal pasien, seorang gadis berseragam sekolah duduk dengan tatapan kosong, menggenggam tangan ayahnya yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit.
Dia adalah Alia Enjelita (17), seorang siswi Sekolah Menengah Kejujuran (SMK) Negeri 4 Metro yang tengah menghadapi cobaan berat dalam hidupnya.
Alia, anak dari pasangan Katino dan Tumini, harus membagi waktunya antara sekolah dan menjaga kedua orang tuanya yang sedang sakit.
Dengan segala keterbatasan ekonomi, ia tetap berusaha menjalani kehidupan sekolahnya dengan penuh semangat, meski harapan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi terasa semakin jauh dari genggamannya.
Namun, takdir berkata lain. Pagi itu, Selasa (18/3/2025) Walikota Metro, Bambang Iman Santoso, sedang melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke rumah sakit. Saat berjalan melewati ruang pasien, pandangannya tertuju pada Alia yang masih mengenakan seragam sekolah, duduk di samping ranjang ayahnya. Dengan penuh kepedulian, ia mendekati dan bertanya tentang kondisi keluarga Alia.
Dalam perbincangan singkat, Alia dengan suara lirih menjawab pertanyaan sang walikota. Ia bercerita bahwa orang tuanya sedang sakit, dan keluarganya mengalami kesulitan ekonomi. Ia pun menyampaikan impiannya untuk melanjutkan kuliah, namun sadar bahwa hal itu hanya sekadar angan.
Mendengar kisah Alia, Walikota Bambang Iman Santoso terdiam sejenak. Lalu, dengan penuh keyakinan, ia berkata, “Alia, kamu mau kuliah, kan? Biar saya yang tanggung semuanya. Kamu kuliah gratis, sampai lulus di Unisla,” ungkap Walikota spontan.
Seketika, air mata Alia tak terbendung. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangan, terisak haru mendengar ucapan itu. Orang tuanya yang sedang sakit pun ikut terharu. Suasana ruangan mendadak dipenuhi kehangatan dan kebahagiaan yang tak terduga.
Saat diwawancarai awak media setelah kejadian tersebut, Alia masih terlihat tak percaya. Dengan mata yang masih berkaca-kaca, ia mengungkapkan perasaannya.
“Terima kasih banyak, Pak Walikota. Saya benar-benar kaget. Tiba-tiba Pak Walikota datang, melihat kondisi orang tua saya, lalu menawarkan saya kuliah. Saya nggak pernah menyangka bisa mendapatkan kesempatan ini. Rasanya seperti mimpi,” kata Alia sambil menahan harunya.
Alia mengungkapkan bahwa sejak lama ia ingin melanjutkan pendidikan agar bisa mengangkat derajat orang tuanya. Namun, kondisi ekonomi keluarga membuatnya hampir menyerah. Kini, kesempatan itu terbuka lebar, dan ia berjanji untuk memanfaatkannya sebaik mungkin.
“Saya akan kuliah dengan sungguh-sungguh. Saya nggak akan mengecewakan Bapak Walikota dan kedua orang tua saya. Ini adalah kesempatan sekali seumur hidup,” ungkapnya.
Walikota Metro, Bambang Iman Santoso, menegaskan bahwa pendidikan adalah hak bagi setiap anak, terlepas dari kondisi ekonomi mereka. Ia berharap Alia bisa belajar dengan giat dan suatu hari nanti bisa membantu keluarganya.
“Yang penting rajin belajar ya, Alia. Kuliahmu nanti di Unisla (Universitas Islam Lampung, Red) semua biaya saya tanggung sampai lulus. Tidak perlu pikirkan uang, yang penting kamu fokus belajar dan raih masa depan yang lebih baik,” cetus Bambang kepada Alia.
Kisah Alia adalah bukti bahwa keajaiban bisa datang kapan saja, bahkan di saat paling sulit dalam hidup. Dengan tekad dan kebaikan hati orang-orang di sekitarnya, ia kini memiliki harapan baru untuk masa depan yang lebih cerah.
Semoga langkah Alia menjadi inspirasi bagi banyak anak muda lainnya, bahwa mimpi tidak boleh padam hanya karena keterbatasan. Sebab, selalu ada jalan bagi mereka yang tidak pernah menyerah. (Red)
Foto : Walikota Metro, Bambang Iman Santoso sama Wakil Walikota Metro, Dr. M. Rafieq Adi Pradana saat foto bersama Alia usai melakukan Sidak di RSUD Sumbersari Bantul. (*)