Wakil Wali Kota Metro Jadi Narasumber Talkshow Festival Literasi

Metro124 Dilihat

Suaradigital.id (Metro) – Wakil Wali Kota Metro, M. Rafieq Adi Pradana, tampil sebagai narasumber dalam Talkshow Festival Literasi Kota Metro Tahun 2025 yang berlangsung pada Rabu (24/09/2025).

Dalam kesempatan itu, ia memaparkan arah kebijakan strategis pemerintah daerah terkait penguatan literasi digital, khususnya bagi generasi Z. Dalam penyampaiannya, Rafieq menegaskan bahwa penyusunan RPJMD Kota Metro Tahun 2025–2030 telah memasukkan program-program prioritas di bidang literasi digital.

“Sejak awal, saya tekankan agar literasi berbasis teknologi informasi menjadi bagian penting dalam RPJMD. Tujuannya adalah pemerataan kualitas pendidikan yang berbasis teknologi,” ujarnya.

Bahkan hal tersebut, juga tercantum dalam visi Wali Kota Metro untuk menjadikan daerah ini sebagai kota cerdas harus diwujudkan melalui kecerdasan teknologi.

“Ini penting, karena hari ini kita tidak hanya bicara perang sumber daya manusia, tapi juga perang teknologi. Kalau kita tidak tanggap, kita bisa ketinggalan, bahkan bukan hanya dengan negara lain, tapi juga dengan daerah lain di Indonesia,” katanya.

Menurutnya, jangan sampai Kota Metro yang bercita-cita menjadi kota cerdas justru tertinggal dibandingkan daerah-daerah lain di Provinsi Lampung. Oleh sebab itu, peningkatan kualitas SDM menjadi langkah awal sebelum masyarakat diarahkan pada literasi digital.

“Kalau kualitas pendidikan sudah meningkat, masyarakat harus mulai mengakses literasi secara digital. Bukan berarti literasi konvensional kita abaikan, tapi perkembangan informasi saat ini begitu cepat, bukan lagi hitungan hari akan tetapi menit bahkan detik,” tegas Rafieq.

Pada paparannya, Rafieq juga menjelaskan bahwa literasi tidak sebatas kemampuan membaca, tetapi juga mencakup kemampuan memilah, memfilter, dan memahami informasi yang bermanfaat atau tidak bermanfaat.

“Masyarakat kita membutuhkan informasi positif yang bernilai ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan. Inilah yang sedang kita bangun di Kota Metro,” imbuhnya.

Untuk mencapai hal tersebut, Rafieq mengungkapkan pentingnya peran pemuda dalam penguatan literasi digital untuk menjadi filter bagi arus informasi yang masuk ke tengah masyarakat. Dirinya juga berharap generasi muda Kota Metro mampu menyuarakan aspirasi dengan logis, berbasis data, dan disampaikan melalui argumentasi yang sehat.

Jika dilihat dari target kinerja RPJMD, kata Rafieq, pemerintah menetapkan indikator pembangunan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) yang merupakan bagian dari IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) sebagai salah satu prioritas mengingat indeks pembangunan IPTEK di Provinsi Lampung sudah meningkat dari 5,63 menjadi 5,78.

“Kita ikut dalam gerakan 100 kota cerdas. Saat ini, indeks Kota Metro berada di angka 2,14 dari 4 pada tahun 2023. Itu kategori cukup baik, tapi kita ingin lebih dari sekadar cukup. Kita harus masuk kategori baik bahkan sangat baik,” jelasnya.

Wakil Walikota Metro menuturkan bahwa target Kota Metro saat ini adalah meningkatkan indeks implementasi kota cerdas dari 2,2 pada 2025 menjadi 3,2 pada 2030, sementara itu indeks pemerintahan digital diharapkan naik dari 1,76 menjadi 2,8.

“Ini bukti bahwa kita serius menjadikan Metro lebih baik melalui penerapan digitalisasi. Dampaknya nanti akan terlihat pada peningkatan indeks literasi masyarakat,” ucap Rafieq.

Dia juga menilai, keyakinan capaian target dapat terwujud mengingat saat ini Kota Metro memiliki Taman Bacaan Masyarakat, perpustakaan kelurahan, hingga layanan literasi digital yang sudah berkembang pesat di Kota Metro.

“Layanan kita sudah meliputi E-Perpusda, pojok digital, akses Wi-Fi, hingga koleksi sekitar 2.400 e-book pada tahun 2024. Semua ini harus kita manfaatkan sebaik-baiknya. Saya berharap pemuda dapat menjadi kontributor utama dalam peningkatan kompetensi TIK, karena mereka adalah ujung tombak digitalisasi daerah. Makanya ketika ada kebijakan dan aksi, pemuda harus siap menjadi bagian dari perubahan,” ujarnya.

Selain itu, pemerintah pusat juga menuntut penerapan Satu Data Indonesia yang didukung oleh Perwali Nomor 5 Tahun 2023 yang diperbarui dengan Perwali Nomor 29 Tahun 2024 untuk mendukung implementasi SDI.

“Peran kunci ada di Bappeda, BPS, BPKAD, Diskominfo, serta OPD penghasil data. Semua informasi akan disebarkan melalui portal SDI dan geoportal Palapa yang bisa diakses masyarakat,” jelasnya.

Menurutnya, keberhasilan transformasi digital membutuhkan kemitraan multipihak atau penta helix dengan kolaborasi pada 5 pilar yaitu sekolah, kampus, komunitas, UMKM, hingga pelaku digital.

“Kita ingin transformasi ekonomi lokal berjalan. Pelatihan e-commerce dan promosi produk lokal harus terus diperkuat agar usaha masyarakat tidak hanya bertahan setahun dua tahun, tapi berkelanjutan,” katanya.

Rafieq menutup paparannya dengan mengajak masyarakat Metro untuk menjadikan literasi digital sebagai bagian dari gaya hidup, maka pasar digital tidak akan mati.