Pemkot Metro Pastikan Ketersediaan dan Harga Pangan Stabil Pasca Lebaran 2025

Berita, Metro136 Dilihat
banner 468x60

Suaradigital.id (Metro) – Pemerintah Kota (Pemkot) Metro, memastikan ketersediaan dan harga sejumlah komoditas pangan usai Lebaran 2025 kembali stabil. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Perdagangan, Elmanani, kepada Awak media, Kamis (10/4).

Elmanani, menyampaikan, sederet komoditas terpantau kembali stabil setelah Idul Fitri1446 H. Di antaranya, daging sapi saat menjelang Idul Fitri Rp 130 ribu per kilogram dan sekarang sudah Rp 125 ribu per kilogram. Berikutnya, gula pasir sebelumnya 18 ribu per kilogram dan sekarang masih 18 ribu per kilogram.

Kemudian, beras medium sebelumnya 13 ribu per kilogram sekarang 13 ribu per kilogram, daging ayam ras, sebelumnya 35 ribu per kilogram, kini menjadi 34 ribu per kilogram, telur ayam masih sama di harga 29 ribu per kilogram.

Lalu, tepung segitiga biru curah masih di harga 11 ribu per kilogram sedangkan tepung segitiga biru kemasan 13 ribu per kilogram. Minyak goreng MinyaKita masih di harga 18 ribu.

Harga Bawang merah, sebelumnya 48 ribu perkilogram kini 48 ribu perkilogram, sedangkan bawang putih kating, sebelumnya 55 ribu perkilogram, kini 55 ribu perkilogram, bawang putih Honan sebelumnya 45 ribu per kilogram kini 40 ribu perkilogram.

Lalu cabai merah keriting sebelumnya Rp 65 ribu per kilogram, kini menjadi Rp 55 ribu per kilogram dan cabai rawit dari Rp 42,500 ribu per kilogram menjadi Rp 35 ribu per kilogram.

“Kita bersyukur, karena secara umum Kota Metro dapat melewati bulan puasa dan Lebaran dengan harga yang relatif baik, juga dengan stok yang cukup. Ada komoditas pangan seperti bawang dan cabai merah yang memang sering mengalami kenaikan, tapi ada juga komoditi yang telah menunjukkan ada penurunan seiring momentum Lebaran usai,” ungkap Elmanani.

Koordinasi antar pemerintah daerah, satuan tugas (satgas) pangan serta pelaku usaha pangan terus diperkuat. Yakni, guna memastikan distribusi komoditas berjalan lancar dan tidak ada kendala dalam rantai pasok.

“Pengawasan masih akan terus diperketat, di mana masih banyak pemasok yang mudik. Maka, ada potensi permintaan yang tinggi tapi pedagang masih minim stok. Kondisi itu yang perlu dilakukan pemantauan. Karena memang, ada beberapa komoditi yang harganya masih tinggi karena pemasoknya belum aktif kembali,” paparnya.

Lanjutnya, Dengan kondisi tersebut, masyarakat diimbau untuk berbelanja dengan bijaksana (Panic Buying). 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *