Bangun Generasi Emas, Wali Kota Metro Dorong Peran Strategis Pramuka

Berita, Daerah, Metro173 Dilihat
banner 468x60

Suaradigital.id (Metro) – Di tengah meningkatnya ancaman narkoba dan judi online yang kian menyasar kalangan remaja, Wali Kota Metro, H. Bambang Iman Santoso menegaskan pentingnya peran Gerakan Pramuka sebagai garda terdepan pembentukan karakter generasi muda.

Hal itu disampaikan dalam kegiatan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan dan Anti Narkoba yang diselenggarakan oleh Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Provinsi Lampung di GSG SMKN 2 Kota Metro, Senin (23/6/2025).

Mengangkat tema Membangun Generasi Emas dan Jiwa Nasionalisme Melalui Minat Baca untuk Lampung, acara tersebut bukan sekadar seremoni tahunan melainkan menjadi panggung moral dan edukatif bagi upaya penyelamatan generasi muda dari ancaman laten narkotika dan pengaruh destruktif digital.

“Atas nama Pemerintah Kota Metro saya menyampaikan apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Gerakan Pramuka Kwarda Lampung atas prakarsa dan komitmen dalam menyelenggarakan kegiatan yang sangat strategis ini. Tidak hanya menyentuh aspek edukatif, tetapi juga membentuk karakter, wawasan kebangsaan, serta kepedulian terhadap bahaya narkoba di kalangan generasi muda,” kata Bambang.

Dalam sambutannya, Wali Kota menggarisbawahi bahwa pembangunan Indonesia Emas 2045 tidak dapat dilepaskan dari investasi karakter bangsa.

“Kita semua menyadari bahwa untuk membangun Indonesia Emas 2045, kita membutuhkan generasi muda yang cerdas, berkarakter, berwawasan kebangsaan, dan bebas dari ancaman narkoba. Di sinilah peran strategis Pramuka hadir,” ujarnya.

Bambang menegaskan bahwa nilai-nilai luhur yang tertuang dalam Empat Pilar Kebangsaan, Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika harus ditanamkan sejak dini. Melalui wadah Pramuka, menurutnya, pilar-pilar tersebut tak hanya diajarkan, tapi dihayati dan diamalkan.

“Salah satunya adalah ancaman penyalahgunaan narkoba yang terus mengintai generasi muda kita. Narkoba tidak hanya merusak fisik dan mental, tetapi juga menghancurkan masa depan,” tegasnya.

Di era digital, ancaman juga datang dari sisi yang lebih senyap, jjudi online, konten disinformasi, dan dekadensi moral digital. Menurut Bambang, semua ini memerlukan respon sistemik dan strategis yang tak bisa hanya dibebankan pada institusi pendidikan formal.

“Gerakan moral dan edukasi publik harus menjadi kerja bersama. Kita bukan hanya penerus bangsa, tetapi juga penjaga nilai-nilai luhur bangsa ini. Jadilah pelopor dalam menjaga nilai-nilai kebangsaan, menghindari penyalahgunaan narkoba, serta menggerakkan budaya literasi di lingkungan kalian masing-masing,” pungkasnya.

Dalam sebuah era ketika tantangan ideologi dan sosial menyaru dalam bentuk konten hiburan dan algoritma media sosial, kehadiran Pramuka menjadi oase pendidikan karakter yang masih setia memeluk prinsip-prinsip kebangsaan. Pramuka bukan sekadar kegiatan luar ruang, tetapi medan perjuangan moral di tengah kaburnya batas antara kebenaran dan kebisingan digital.

Wakil Ketua I Bidang Bina Muda Kwarda Pramuka Lampung, Anna Morinda menekankan pentingnya menumbuhkan minat baca sebagai benteng perlawanan terhadap arus informasi palsu dan budaya instan yang kini menjangkiti generasi muda.

“Minat baca adalah pintu masuk menuju peradaban. Dengan membaca, kita membangun kesadaran, membuka wawasan, memperluas cakrawala berpikir, dan memperkuat nalar kritis yang dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa,” ujar Anna.

Kegiatan sosialisasi ini, menurut Anna, merupakan bagian dari program Bela Negara Pramuka Lampung yang menyasar pelajar, pemuda, dan kader kepemudaan di seluruh provinsi.

Sementara itu, Ketua Harian Kwarda Pramuka Lampung, Dr. Zaenuri menambahkan bahwa peningkatan literasi harus dilakukan secara menyeluruh meliputi literasi kebangsaan, literasi keuangan, dan literasi digital.

“Pencegahan judi online bukan semata soal penindakan, tapi soal meningkatkan kapasitas berpikir generasi muda kita. Ini adalah isu literasi dan budaya. Kita harus mulai dari kesadaran, bukan hanya dari larangan,” ucapnya.

Ia mengajak seluruh pihak, dari pemerintah hingga lembaga pendidikan, untuk mendorong gerakan membaca dan berpikir kritis sebagai budaya kolektif, bukan sekadar proyek jangka pendek.

Kota Metro, yang mencita-citakan diri sebagai kota cerdas dan religius, kini menggarisbawahi bahwa pembangunan tak bisa hanya berhenti di level infrastruktur fisik. Investasi paling mahal dan paling strategis adalah pada manusianya, terutama mereka yang masih belia namun menjadi penentu wajah Indonesia pada 2045 mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *