Suaradigital.id (Metro) – Kota Metro menjadi pusat perhatian nasional setelah ditunjuk sebagai tuan rumah pelaksanaan Acara Puncak Hari Kontrasepsi Sedunia (World Contraception Day) Tahun 2025, Jumat (26/09/2025).
Acara akbar ini dihadiri oleh Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Wakil Gubernur Lampung, Walikota Metro, Wakil Walikota Metro, Deputi Bina KBKR Kemendukbangga, Deputi KSPK Kemendukbangga, hingga jajaran Forkopimda Kota Metro.
Dengan mengendarai motor dinas KB, Menteri bersama rombongan lebih dulu mengunjungi 3 lokasi strategis yang menjadi target program sebelum menghadiri acara puncak, yaitu SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) Ganjar Agung untuk melakukan koordinasi dengan Dit. IMP, Sasaran MBG (Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan Balita), TAMASYA (Taman Asuh Sayang Anak) Yayasan Al Fatih sebelum menghadiri acara puncak.
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Dr. Wihaji, S.Ag., M.Pd., menyampaikan rasa syukurnya atas kesempatan kunjungan di Provinsi Lampung, khususnya di Kota Metro dengan membawa dua agenda utama yang menjadi fokus pemerintah.
“Ada dua hal yang pertama kita kemarin cek GENTING (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting). Kemudian hari ini juga kita cek SPPG Karena ada tugas baru yang diberikan bapak presiden kepada Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, khususnya penanganan MBG untuk Percepatan Penyelenggaraan Program (P3) dari ibu hamil, ibu menyusui, dan balita, “ujar Menteri Wihaji, merujuk pada pentingnya memastikan kelancaran program-program kementerian.
Wihaji juga menjelaskan bahwa kunjungan yang dilakukan di SPPG (Satuan Pelayanan Penuhan Gizi) di Kota Metro adalah memastikan jumlah penerima manfaat, khususnya penerima MBG sudah tepat sasaran.
“Tadi pagi saya kunjungan ke SPPG (Satuan pelayanan penuhan Gizi) di salah satu SPPG di Kota Metro untuk pastikan berapa penerima manfaatnya sesuai dengan perintah bapak presiden. Pengelola tadi melaporkan ada 366 penerima MBG, khusus ibu hamil, ibu menyusui, dan balita, “paparnya.
Untuk memastikan tidak adanya kendala dalam pelaksanaan program, Menteri Wihaji menegaskan komitmennya dengan terus melakukan evaluasi dan terbuka untuk menerima kritik ataupun masukan dari masyarakat.
Kunjungan yang dilakukan bersamaan dengan Puncak Hari Kontrasepsi Sedunia tersebut, juga untuk memastikan kebersihan dan higienitas makanan yang disajikan, serta memastikan bahwa penerima manfaat memang benar-benar masuk dalam kategori P3.
“Yang pertama tadi kita berkunjung ketempat ibu hamil yang memang satu rumah di tempat oleh beberapa keluarga dan tentu ingin menjadi perhatian kita maka tadi kita pastikan untuk kita bantu supaya agar tidak terjadi stunting. Walaupun angka stunting di Kota Metro saat ini berada di angka 14%, dan masih di bawah rata-rata nasional sebesar 19,8% ,” ujar Menteri Wihaji dengan penuh harapan.
Meski dinilai cukup baik, Wihaji berharap angka tersebut dapat terus ditekan kedepannya sehingga stunting di Kota Metro semakin rendah. “Kedua saya juga tadi kunjungan ke KRS (Keluarga Resiko Stunting) salah satu warga di sini ebetulan saya cek Memang secara indikator masuk indikator resiko stunting, “jelasnya.
Setelah melakukan pendekatan holistik dalam penanganan stunting, tidak hanya dari sisi gizi, tetapi juga sanitasi dan perbaikan lingkungan tempat tinggal, Wihaji berkomitmen untuk memberikan bantuan dengan membangun rumah yang layak huni melalui program orang tua asuh yaitu TPK (Tim Pendamping Keluarga) serta memberikan bantuan MBG.
Selain itu, Wihaji beserta rombongan juga melakukan kunjungan ke TAMASYA (Taman Asuh Sayang Anak) yang menurutnya adalah jawaban atas kebutuhan para orang tua yang harus bekerja di luar rumah.
“Ketiga yaitu tamasya (Taman Asuh Sayang Anak) ini merupakan jawaban atas beberapa hal yang berkenaan dengan ketenagakerja, khususnya orang tua ada beberapa yang harus keluar untuk bekerja serta fenomena child free hingga 71.000 di Indonesia akibat kekhawatiran orang tua akan pengasuhan anak saat bekerja, “tuturnya.
Berdasarkan data, saat ini tercatat memiliki 3.143 di seluruh Indonesia, baik yang dikelola oleh kementerian, swasta, korporasi, maupun Badan Usaha Milik Negara.
Dalam pertemuan tersebut, Menteri Wihaji menuturkan bahwa, pemilihan Kota Metro sebagai lokasi dilaksanakannya Puncak Hari Kontrasepsi Sedunia (World Contraception Day) Tahun 2025 adalah angka harapan hidup yang mencapai 75 tahun dan IPM yang mencapai 8,0.
“Perayaan hari kontrasepsi se-dunia yang saya tempatkan di Metro angka harapan hidupnya bagus 75 kemudian IPM-nya Bagus 8,0 tinggal stuntingnya dan nanti kita turunkan, ” tuturnya.
Dirinya menekankan bahwa inti dari semua kegiatan ini adalah untuk memastikan anak-anak tumbuh sehat dan menjadi generasi penerus yang berkualitas.
Lebih lanjut, Menteri Wihaji menyampaikan bahwa penanganan tidak hanya berhenti pada balita, tetapi juga mencakup seluruh tahapan kehidupan, mulai dari remaja hingga lansia. “Intinya memastikan supaya tidak stunting dan balidiuru, remaja hingga lansia nanti akan kita urus,” katanya. Pendekatan yang komprehensif ini menunjukkan visi jangka panjang pemerintah dalam pembangunan sumber daya manusia.
Untuk mendukung pengasuhan yang optimal, pemerintah mempunyai program Bina Keluarga Balita untuk melakukan pendampingan, dimana sebagai harus dapatkan sertifikat terlebih dahulu sehingga orang tua dari siswanya merasa aman.
Sementara itu, Wakil Gubernur Lampung, dr. Jihan Nurlela, M.M., mengungkapkan pentingnya peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia yang diperingati pada tanggal 26 September sebagai momentum penting untuk kembali meneguhkan komitmen kita dalam mendukung program Bangga Kencana.
“Hari Kontrasepsi Sedunia bukan sekadar peringatan, tetapi momentum strategis untuk memperkuat kesadaran masyarakat akan pentingnya perencanaan keluarga yang sehat, berkualitas, dan berdaya saing,” ujar Wakil Gubernur Jihan Nurlela.
Beliau menegaskan bahwa kontrasepsi adalah fondasi utama dalam menurunkan angka stunting, mencegah kehamilan risiko tinggi, dan membangun generasi yang tangguh.
“Posisi strategis tahun 2025 sebagai tahun pertama pelaksanaan RPJMN 2025–2029, yang merupakan fase krusial menuju Indonesia Emas 2045. Dalam visi besar tersebut, pembangunan sumber daya manusia menjadi prioritas utama. Program Keluarga Berencana dan penurunan stunting adalah bagian integral dari strategi nasional untuk menciptakan generasi produktif, sehat, dan berkarakter,” tuturnya.
Meskipun demikian, Wakil Gubernur Jihan Nurlela mengakui adanya tantangan yang masih harus dihadapi dan harus kita jawab bersama yaitu capaian penggunaan metode kontrasepsi modern, angka unmet need, serta kesertaan KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yang dinilai masih belum sesuai target nasional.
Sehingga menurutnya, perencanaan keluarga yang baik memiliki dampak positif tidak hanya pada kesehatan ibu dan anak, tetapi juga berkontribusi besar terhadap percepatan penurunan stunting.
Provinsi Lampung juga berkomitmen penuh untuk mendukung agenda nasional dengan menetapkan percepatan penurunan stunting sebagai prioritas daerah, dengan pendekatan multisektor, intervensi spesifik dan sensitif, serta pelibatan aktif pemerintah desa, tenaga kesehatan, dan keluarga.
Kami juga memperkuat integrasi layanan KB dengan program gizi, sanitasi, dan edukasi pola asuh, agar setiap anak Lampung tumbuh sehat dan optimal sejak dalam kandungan.
Untuk itu, saya mengajak seluruh pihak baik pemerintah daerah, tenaga kesehatan, organisasi profesi, maupun masyarakat untuk terus meningkatkan partisipasi dalam pelayanan KB, khususnya KB pascapersalinan dan penggunaan MKJP. Dengan kehamilan yang terencana, keluarga dapat memaksimalkan kasih sayang, perhatian, serta dukungan finansial kepada anak, sehingga tumbuh kembang anak dapat berlangsung optimal dan risiko stunting dapat ditekan.
“Kami percaya bahwa keberhasilan KB dan penurunan stunting bukan hanya soal angka, tetapi soal masa depan. Masa depan anak-anak kita, masa depan keluarga kita, dan masa depan bangsa kita, ” terangnya.
Sebagai Wakil Gubernur Provinsi Lampung, Jihan juga menyampaikan apresiasi kepada Kemendukbangga/BKKBN, mitra kerja terkait, serta seluruh pihak yang telah berperan aktif dalam menyukseskan rangkaian kegiatan Hari Kontrasespsi Sedunia tahun 2025.
“Termasuk di dalamnya penyerahan berbagai penghargaan dan peluncuran SIAP KB (Saluran Informasi dan Aduan Kualitas Pelayanan KB) yang akan semakin memperkuat kualitas layanan KB di masyarakat,” imbuhnya.
Jihan juga mengajak seluruh elemen masyarakat Lampung untuk menjadikan Hari Kontrasepsi Sedunia sebagai titik tolak perubahan untuk bangun keluarga yang terencana, anak-anak yang tumbuh sehat, dan masyarakat yang produktif.
“Semoga melalui momentum peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia ini, Provinsi Lampung dapat menjadi contoh dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya perencanaan keluarga, demi terwujudnya keluarga berkualitas menuju Indonesia Emas 2045,” ungkapnya sebelum mengakhiri sambutan.